Selasa, 28 April 2015

HASAN BASHRI DAN TETANGGA NASRANI

Hasan Bashri & Tetangga Nasrani

Menjadi Ulama besar tdk membuat Hasan al-Bashri silau dg kemewahan dunia,meskipun mudah baginya utk mendapatkan semua itu,Dia justru memilih untuk tetap hidup sederhana. Di rumah susun yang tidak terlalu besar ia tinggal bersama istri tercinta. Di bagian atas adalah tempat tinggal seorang Pendeta Nasrani. Kehidupan berumah tangga dan bertetangga mengalir tenang dan harmonis meski diliputi kekurangan menurut ukuran duniawi.

Di dalam kamar Hasan al-Bashri selalu terlihat ember kecil penampung tetesan air dari atap kamar Tetangga nasrani. Istrinya memang sengaja memasangnya atas permintaan Hasan al-Bashri agar tetesan tak meluber. Hasan al-Bashri rutin mengganti ember itu tiap kali penuh dan sesekali mengelap sisa percikan yang sempat membasahi ubin.

Hasan al-Bashri tak pernah berniat memperbaiki atap itu. “Kita tak boleh mengusik tetangga,” dalihnya.

Jika dirunut, atap kamar Hasan al-Bashri tak lain merupakan ubin kamar mandi seorang Nasrani, tetangganya. Karena ada kerusakan, air kencing dan kotoran merembes ke dalam kamar Sang Imam tanpa mengikuti saluran yang tersedia.

Tetangga Nasrani itu tak tahu menahu tentang kejadian ini karena Hasan al-Bashri sendiri belum pernah memberitahukannya. Hingga suatu ketika si tetangga menjenguk Hasan al-Bashri yang sedang sakit,dan menyaksikan sendiri cairan najis kamar mandinya menimpa ruangan Hasan Al-Bashri.

“Imam, sejak kapan engkau bersabar dengan semua ini,” tanya tetangga Nasrani tampak menyesal.

Hasan al-Bashri hanya terdiam memandang, sambil melempar senyum pendek.

Merasa tak ada jawaban, tetangga Nasrani pun setengah mendesak. “Tolong katakan dengan jujur, wahai Imam. Ini demi melegakan hati kami.”

Dengan suara berat, Hasan al-Bashri pun menjawab, “Dua puluh tahun yang lalu.”

“Lantas mengapa engkau tidak memberitahuku?”

“Memuliakan tetangga adalah hal yang wajib. Nabi kami mengajarkan, ‘Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tetangga".
Dan Anda adalah tetangga kami,” imbuh hasan al-basri lirih.

Tetangga Nasrani itu seketika menangis haru, dan merasakan betapa Mulianya ajaran islam, sehingga mendorong dia utk mempelajarinya dari hasan al-basri.

(Mahbib Khoiron)
Nu.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar