Selasa, 05 Mei 2015

Gunung Padang – PART 8

Lebih Tua Dari Machu Picchu, Situs Gunung Padang Yang Tak Ternilai Dipaculi Tanpa Prosedur Arkeologi Yang Benar!

Gunung Padang Cianjur
“Dalam ilmu arkeologi, setiap senti lapisan menyimpan rekaman jejak dari masa lalu. Jadi, arkeologi itu tidak hanya memburu benda, tetapi juga memburu dan menjaga rekam jejak dari masa lalu tersebut.”
Gunung Padang Cianjur kembali menjadi perbincangan. Setelah muncul isu-isu mengenai legenda situs megalitikum di Cianjur itu, kini soal lain muncul. Foto-foto penggalian yang dilakukan TNI menjadi bahan perbincangan di sejumlah forum para pemerhati Gunung Padang.
“Ya foto itu beredar, dan memang kalau dilihat ada prosedur yang tak sesuai,” terang arkeolog, Luthfi Yondri saat berbincang, pada Senin (15/9/2014).
TNI memang dilibatkan dalam proses eskavasi yang kembali dimulai di Gunung Padang. Eskavasi kali ini dipimpim tim Mandiri yang bekerja sama dengan Pemprov Jabar, Pemkab Cianjur, dan TNI.
Luthfi mengaku apa yang dilakukan TNI dengan menggali menggunakan pacul memang disayangkan. Dikhawatirkan, dalam penggalian lewat pacul itu ada bahan arkeologi yang hilang atau rusak.
Gunung Padang dipacul TNI 03
Ini bukan foto ketika ABRI Masuk Desa atau lebih dikenal pada masa Orba sebagai AMD, tapi ini adalah penggalian situs mahakarya nenek moyang Indonesia yang tak ternilai, Situs Megalitikum Gunung Padang Cianjur, yang menurut para arkeolog diperkirakan berumur sekitar 20.000 tahun.
“Kalau buat di arkeologi setiap senti lapisan menyimpan rekaman jejak masa lalu. Arkeologi itu tidak hanya memburu benda, tetapi juga memburu masa lalu,” imbuh dia.
Menurut arkeolog dari Balai Arkeologi Nasional ini, dari foto-foto penggaliannya ada prosedur, ada tahapan yang dilangkahi. Dalam arkeologi, saat kita menggali harus mengerti lahan yang kita gali, harus jelas semuanya.
“Di Gua Pawon saja, karena di sana banyak peninggalan, kita menggali dengan tusuk gigi,” terang dia.
Jadi, menurut Luthfi, yang perlu disadari apakah penggalian dengan pacul itu di lokasi yang sudah aman atau hanya asal gali saja. Luthfi memberi catatan soal penggalian yang dilakukan TNI itu.
“Saya bisa mengatakan, banyak hal yang ditinggalkan dari sisi arkeologi. Kemudian apakah di sana ada pengawasan, ada pencatatan, karena setiap lapisan tanah dibuka mesti ada pencatatan,” tutup dia.
Gunung Padang dipacul TNI 02
TNI: Kami di Sana Hanya Membantu
Eskavasi Gunung Padang kembali dilakukan. Kali ini, penggalian ikut melibatkan TNI. Namun ada yang menjadi bahan perbincangan sejumlah arkeolog. Metode TNI yang melakukan penggalian dinilai tak sesuai prosedur. Karena dalam arkeologi, penggalian harus berhati-hati tak asal pacul. Mesti ada pencatatan setiap bagian lapisan tanah. Apa kata TNI soal itu?
“Kita diminta membantu karena ada anggota di sana yang tiap saat membantu,” jelas Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya saat dikonfirmasi, Senin (15/9/2014). Menurut Fuad, bagi yang protes dengan apa yang dilakukan TNI dipersilakan saja. Pastinya, TNI tak asal melakukan penggalian, ada tim arkeolog yang ikut mendampingi.
“Kalau protes, ya protes saja. Yang bidang purbakala di sana mereka ada timnya. Kita TNI hanya mengerjakan, bukan ahli. Kita hanya membantu. Jadi kalau ada proses yang salah, prosedur yang salah ya tanya saja sama ahlinya yang kelola itu. TNI intinya hanya membantu,” tegas Fuad.
Sedangkan Komandan Kodim (Dandim) Cianjur Letkol Infanteri Moch. Andi memastikan bantuan anggota TNI AD di sekitar situs Gunung Padang telah sesuai prosedur. Mengenai penggunaan cangkul pun tidak bertujuan merusak situs karena memang dilakukan untuk pembersihan area.
“Kita membantu tim, membantu dalam artian kita menyiapkan semuanya seperti clearing sector. Sebelumnya kan rimbun sekali, banyak pohon-pohon kecil, semak belukar,” ucap Moch. Andi di lokasi situs, Selasa (16/9/2014).
Gunung Padang dipacul TNI 01
Untuk proses ekskavasi pun, anggota TNI juga didampingi oleh tim nasional ekskavasi Gunung Padang sehingga apabila ada angg‎apan bahwa TNI bekerja seenaknya sendiri maka itu adalah kesalahan.
“Kita hanya membantu saja, kita tidak mungkin seperti berita selentingan TNI mencangkul merusak. Kita bekerja mencangkul itu, atau membuat ekskavasi ada tim, tidak sembarangan, diawasi, tidak sampai merusak,‎” ucapnya.
Andi juga memastikan bahwa reaksi masyarakat sangat kooperatif dengan bantuan dari TNI. Bahkan, anggota TNI juga tidur dan makan di rumah-rumah warga. Andi juga mengatakan bahwa TNI terus mendampingi tim karena memang sudah ditugaskan demikian.
“Kami ada 150 personel, bergantian. Sebelumnya juga kami melaksanakan karya bakti itu membangun rumah, pengecatan masjid, sekolah. Lalu kami membantu tim di Gunung Padang,” tutur Andi.
TNI Bahu Membahu Bangun Landasan Pendaratan Helikopter atau Helipad
gunung padang helipad Sept 2014Sebanyak 30 personel Batalion Zikon 13 TNI AD menggarap fasilitas penunjang di sekitar situs megalitikum Gunung Padang.
Mereka membangun helipad. Rencananya akan digunakan oleh rombongan Presiden SBY.
Pantauan di lokasi di Gunung Padang, Cianjur, Selasa (16/9/2014), sejumlah anggota TNI menggotong paving block yang akan dipasang sebagai landasan berukuran sekitar 30 m x 10 m.
Posisi helipad berada di luar situs Gunung Padang sehingga tidak mengganggu situs bersejarah itu.
“Kami sudah 1 bulan di sini, tapi menggarap helipad ini baru 2 minggu. Sebelumnya menggarap tempat parkir,” ujar salah satu anggota TNI, Letnan Agung saat ditemui di lokasi.
Tampak anggota TNI meratakan tanah untuk kemudian dipasang paving block. Kesulitan yang dihadapi yaitu curamnya akses menuju ke helipad sehingga paving block yang akan dipasang harus diangkat secara manual dari kaki bukit.
Target untuk menyelesaikan helipad itu direncanakan sampai tanggal 20 September 2014. Sementara, penggarapan helipad terus dikejar meski akses ke lokasi sedikit menyulitkan.
Rencananya, SBY akan mengunjungi situs Gunung Padang pada bulan Oktober 2014. Tentunya akses menuju situs akan lebih dekat dan mudah apabila melalui helipad sebab posisinya sekitar 100 meter saja dari situs.
Banyak Ilmuwan Asing Tertarik Oleh Gunung Padang
Banyaknya minat ilmuwan asing untuk ikut meneliti situs megalitikum Gunung Padang di Ciaqnjur Jawa Barat, makin hari semakin besar. Hal ini disebabkan oleh hasil data dari laboratorium Beta Analytic Miami, Florida.
Hasil mengejutkan dan konsisten dikeluarkan oleh laboratorium Beta Analytic Miami, Florida, dimana umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter bada bor 2 umurnya sekitar 14500 – 23000 SM/atau lebih tua.
perbandingan borobudur dan gunung padang cianjur
Perbandingan besar antara Situs Borobudur dengan Situs Gunung Padang Cianjur
Sementara beberapa sample tetap konsisten dengan apa yang di lakukan di Lab BATAN. Kita tahu laboratorium di Miami Florida ini bertaraf internasional yang kerap menjadi rujukan berbagai riset dunia terutama terkait carbon dating.
Kedua laboratorium ini menjawab keraguan banyak pihak atas uji sampel di laboratorium BATAN. Sebelumnya, tim riset terpadu mandiri telah melakukan uji terkait usia Gunung Padang di laboratorium BATAN, namun tidak banyak respon positif, bahkan meragukannya.
Padahal hasil yang diperoleh oleh kedua laboratorium itu tidak banyak berbeda, Sudah saatnya kita percaya terhadap kemampuan dan kualitas para ilmuwan serta laboratorium nasional seperti BATAN.
Berikut hasil uji di kedua laboratorium tersebut:
1. Umur dari lapisan tanah di dekat permukaan (60 cm di bawah permukaan) ,sekitar 600 tahun SM (hasil carbon dating dari sampel yg diperoleh Arkeolog, Dr. Ali Akbar, anggota tim riset terpadu di Laboratorium Badan Atom Nasional (BATAN)
2. Umur dari lapisan pasir-kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya (sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat) sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua (diambil dari hasil analisis BATAN)
3. Umur lapisan ‘tanah urug’ di kedalaman 4 meter diduga man made stuctures (struktur yang dibuat oleh manusia) dengan ruang yang diisi pasir (di kedalaman 8-10 meter) di bawah ‘Teras 5′ pada Bor-2,sekitar 7600-7800 SM (Laboratorium BETA Miami, Florida)
4. Umur dari pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua (Lab Batan)
5. Umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter,sekitar 14500 – 25000 SM/atau lebih tua (lab BETA Miami Florida).
Kini laporan riset itu telah dilaporkan ke presiden.
mahakarya-arsitektur-purba-situs-gunung-padang
Peneliti: Gunung Padang Lebih Tua Daripada Machu Picchu
Situs prasejarah Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kembali menjadi bahan perbincangan. Karena beberapa pihak mengklaim ada bangunan yang tertimbun di bawah situs megalitik tersebut.
Namun, di luar kontroversi mengenai kebenarannya, situs prasejarah Gunung Padang sangatlah menarik diliat dari tinjauan arsitektur. Bentuknya yang berundak mengindikasikan adanya peradaban tinggi di zaman nenek moyang bangsa Indonesia.
Menurut anggota tim peneliti situs Gunung Padang, Pon S Purajatnika, situs ini didirikan pada tahun 2500 SM-1000 SM. Menjadikannya situs yang lebih tua dibanding bangunan Machu Picchu di Peru, Amerika Selatan, yang berdiri sekitar tahun 1460-1470 Masehi.
“Lima abad setelah situs Gunung Padang berdiri, barulah ada Machu Picchu di Peru. Bangunan ini memakai metode dan pilihan lokasi yang sama,” kata Pon dalam acara diskusi ‘Menguak Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara untuk Memperkuat Karakter dan Ketahanan Nasional’ di Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (7/2/2014) lalu.
machu-picchu-cusco-peru
Situs Machu Picchu di Peru yang mendunia ini baru ada setelah Gunung Padang dibuat oleh nenek moyang Indonesia.
Situs Gunung Padang terletak di antara dua kampung: kampung Gunung Padang di timur dan kampung Cipanggulan di sebelah barat. Bangunan berundak ini pertama kali ditemukan warga di tahun 1979 di ketinggian 885 meter di atas permukaan laut. Seperti dikatakan Pon, Machu Picchu di Peru juga berdiri di lokasi yang sama yakni di atas dataran tinggi sekitar 2.430 meter di atas permukaan laut.
Salah satu arkelog Gunung Padang, Lutfi Yondri, menyebutkan, jika situs itu merupakan punden berundak yang dibangun dari batuan vulkanik yang berbentuk persegi panjang, terdiri dari balok-balok batu.
Balok tersebut masuk dalam kelompok batuan beku andesit berwarna hitam, berkristal halus sampai sangat halus, masif, kompak, keras, dan sebagian permukan batuannya telah mengalami pelapukan yang ditandai mineral berwarna kuning kecoklatan.
Secara keseluruhan konstruksi punden berundak Gunung Padang terdiri dari lima teras yang masing-masingnya mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Teras pertama merupakan teras terbawah mempunyai ukuran paling besar yang kemudian berturut-turut sampai teras kelima ukurannya makin mengecil.
gambar-teras-1-di-situs-gunung-padang-cianjur 01
“Teras pertama untuk masyarakat dan upacara pengorbanan, teras kedua untuk pimpinan dan terdiri dari lima tempat duduk,” kata Pon yang juga mantan Ketua Himpunan Arsitektur Jawa Barat.
Sedangkan pada teras ketiga ada lima bangunan yang merupakan kelompok batu tegak. Teras keempat terdapat tiga bangunan lagi yang terletak di bagian timur laut teras. Terakhir, teras kelima dianggap paling suci, terletak di bagian paling ujung tenggara dan jadi teras tertinggi.
“Bangunan Gunung Padang menunjukkan betapa dia bisa bertahan dari berbagai bencana hingga sekarang,. Masyarakat di masa itu sudah arif bijaksana dalam menyusun bangunan yang ada,” kata Pon lagi.
(sumber: detik.com 1 2 3 4 / nationalgeographic.co.id / foto: facebook.com)
gunung padang rusak dipaculihttps://indocropcircles.wordpress.com/2014/09/15/waduh-lebih-tua-dari-machu-picchu-gunung-padang-dipaculi-asal-asalan-gunung-padang-part-7/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar