Rabu, 10 Juni 2015

Ditemukan Batu Dolmen, Lantai dan Lorong Misterius di Situs Gunung Padang Gunung Padang PART 10

gunung padang Cianjur, West Java, Indonesia
Tim Nasional (Timnas) Pelestarian dan Pengelolaan Gunung Padang menemukan struktur batuan unik di situs yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur itu. Struktur “batuan menyerupai jendela” atau menyerupai “meja batu” yang disebut “dolmen” itu ditemukan setelah semak-semak yang menutupinya dibersihkan.
Sekretaris Timnas Pelestarian dan Pengelolaan Gunung Padang, Erick Ridzky, mengatakan, struktur batuan itu diduga merupakan dolmen yang terletak di luar situs, tepatnya di sisi barat laut Gunung Padang.
“Jika pengunjung naik ke atas situs melalui sisi barat (tangga baru), sekitar 25 meter sebelum naik ke Teras-1 Gunung Padang di sebelah kiri kita akan temui dolmen seperti itu yang tertutup semak-belukar,” ujar Erick.
batu dolmen rock gunung padang 01
“Batu Dolmen” di situs Gunung Padang (Foto: dok. TTRM Gunung Padang).
Menurut Erick, dolmen seperti yang ditemukan di Gunung Padang biasanya digunakan sebagai pintu, ceruk saluran air, ventilasi sebuah ruangan, atau bahkan digunakan sebagai nisan makam-makam tradisional, seperti di Toraja.
Dolmen juga dikenal sebagai “batu berlubang” atau portal makam (portal tomb) atau portal kuburan (portal grave), adalah pembentuk sebuah bilik atau ruangan makam pada era megalitik.
Dolmen biasanya terdiri dari dua atau lebih batu tegak yang menyangga sebuah batu horisontal datar dan besar (mirip meja) diatasnya, meskipun begtu pengertian dolmen juga ada variannya yang lebih kompleks.
Kebanyakan batu dolmen berasal dari periode Neolitik awal (4000-3000 SM). Dolmen biasanya juga sering ditutupi dengan tanah atau batu kecil untuk membentuk sebuah ruangan mirip ruang pada gerobak.
Dalam banyak kasus, struktur lengkap dari dolmen ini telah lapuk oleh waktu, dan hanya meninggalkankerangka batudari gundukan sebuah makam yang utuh pada zamannya.
https://i0.wp.com/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/75/Paulnabrone.jpg/320px-Paulnabrone.jpg
Batu dolmen di Burren, County Clare, Irlandia. (wikipedia)
Saat ini temuan batu dolmen tersebut sudah didata dan akan segera dikonservasi Timnas yang bekerja sama dengan Balai Cagar dan Pelestarian Budaya (BPCB) Serang.
“Usia batuan sulit untuk diperiksa carbon-dating-nya. Biasanya yang di-carbon-dating adalah material karbon hasil pembakaran aktivitas manusia atau jasad renik pada permukaan di mana dolmen berada. Saat ini kami belum lakukan uji karbon pada permukaan di mana dolmen diletakkan,” kata Erick.
Dari penelusuran, kata Erick, belum ditemukan dolmen serupa di situs yang usianya diperkirakan mencapai 5200 SM itu. Akan tetapi, sebetulnya banyak ditemukan artefak lainnya. Hanya saja, kata dia, Timnas masih melakukan pendataan sehingga belum merilis temuan artefak tersebut.
“Mudah-mudahan Ali Akbar sebagai arkeolog bisa lebih awal merilisnya. Sebagian artefak sedang dalam proses analisis laboratorium multi-sains,” ujar Erick.
File:Antadaaboboreira.jpg
Batu Dólmen di Aboboreira, Baião, Portugal (wikipedia)
Sebelumnya, sejumlah artefak sudah ditemukan di situs Gunung Padang setelah penelitian terhadap situs megalitikum itu dilanjutkan.
Salah satu benda unik yang ditemukan itu berupa logam yang bentuknya menyerupai koin. (baca: Artefak-Artefak Gunung Padang Cianjur Yang Misterius)
Wakil Ketua Tim Nasional (Timnas) Penelitian Gunung Padang Bidang Arkeologi, Ali Akbar, memastikan logam berbentuk koin yang sebelumnya ditemukan merupakan artefak murni lantaran buatan manusia.
Namun artefak berbentuk koin yang ditemukan Senin, 15 September 2014 lalu itu, diyakini bukan sebagai alat transaksi, melainkan menyerupai amulet.
Selain itu, ditemukan juga artefak batu mirip kujang yang sudah terpahat di lokasi ekskavasi di Teras-5 bagian luar. Diduga, artefak itu merupakan buatan manusia lantaran batu tersebut dipangkas dan digosok halus.
Teknik tersebut memang sudah dikenal pada masa prasejarah. Akan tetapi, bentuk yang ditemukan itu kemungkinan besar baru ditemukan di Indonesia bahkan di dunia.
batu dolmen rock gunung padang 02
Batu “Dolmen” Gunung Padang (Foto: dok. TTRM Gunung Padang).
Apakah Lantai dan Lorong Misterius Ini Bukti Piramida di Perut Gunung Padang?
Tim peneliti situs Gunung Padang menyatakan bahwa mereka baru saja menemukan struktur dinding bangunan di bawah permukaan teras 5, area tertinggi dari situs itu.
Penggalian di sejumlah titik yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang dibantu TNI Angkatan Darat itu berhasil menemukan lantai dan lorong di kedalaman sekitar 9 meter.
piramida-di-perut-gunung-padangPenemuan lantai dan lorong ini semakin menguatkan bahwa situs megalitikum menyimpan misteri yang jauh lebih besar dari yang pernah dibayangkan sebelumnya.
Penggalian di sejumlah titik ini adalah bagian yang melengkapi metode-metode kebumian yang telah digunakan sebelumnya seperti geolistrik, dan georadar juga LiDar.
Menurut sekretaris tim riset, Erik Rizki, struktur dinding itu menerus pada lubang galian hingga kedalaman 3,3 meter.
Struktur dinding dinyatakan tersusun atas batuan andesit. Bantuan direkatkan oleh semacam semen purba.
Dalam keterangan yang diterima, Jumat (26/9/2014), Erika mengklaim bahwa struktur itu menjadi bukti adanya ruangan di bawah teras lima.
Struktur itu diduga buatan manusia, sebagaimana sejumlah artefak yang dinyatakan ditemukan pada kedalaman 1-2 meter di teras tersebut.
Ekskavasi Gunung padang berlangsung sejak 14 September 2014 lalu. Sejumlah artefak ditemukan, mulai koin hingga batuan serupa dolmen ini. Namun temuan sempat menuai sejumlah kontroversi. Soal koin misalnya. Sejumlah arkeolog meragukan koin yang ditemukan memang berasal dari masa 5.200 SM seperti yang diklaim tim riset.
the rolling stone gunung padangDalam penelitian yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang dibantu TNI Angkatan Darat pada bulan Oktober 2014 lalu, juga ditemukan sebuah batu dengan bentuk yang unik di lorong yang ada di kedalaman 12 meter.
Materi batu itu berbeda dari materi batu yang ada di sekitarnya. Ini membuktikan lorong tersebut dibangun oleh manusia.
Menurut peneliti TTRM Erick Ridzky, sebuah batu lain di dinding dapat diputar-putar dan masih belum diketahui apa fungsinya. Para peneliti sepakat untuk sementara menamakan batu itu batu yang berputar atau rolling stone.
Selain itu, pada penampakan benchmarking citra tomografi rongga bawah tanah Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat juga telah memperlihatkan bukti kuat adanya rongga di dalam Gunung Padang.
rongga gunung_padangTim Tomografi yang dipimpin DR. Bagus Endar masih melanjutkan penelitian di situs megalitikum itu.
Warga disarankan menyempatkan diri membantu penggalian sekaligus ikut mempelajari teknologi tomografi tersebut.
Tim yang dipimpin DR. Bagus merupakan salah satu tim tomografi papan atas di dunia eksplorasi karena keunggulan teknologi dan dedikasi yang mereka miliki. Semua anggota tim adalah putera terbaik bangsa Indonesia.
Erik mengatakan, ekskavasi masih akan dilanjutkan hingga mencapai dasar dari struktur dinding yang ditemukan ini. Ekskavasi Gunung Padang menggunakan dana abadi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dana yang dialokasikan untuk tahap ini adalah Rp 3 miliar. (sumber: Tribunnews / rmol.co / nationalgeographic.co.id)
Lorong misterius gunung padang
Penggalian di sejumlah titik yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang dibantu TNI Angkatan Darat itu berhasil menemukan lantai dan lorong di kedalaman sekitar 9 meter.


https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4627410499351355986#editor/target=post;postID=8534593381805209395

Tidak ada komentar:

Posting Komentar