Kunjungi Situs: Presiden Ingin Situs Gunung Padang Dibuat Wisata Seperti Borobudur
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan
rombongan dalam kunjungan ke situs megalith Gunungpadang di kecamatan
Campaka Kabupaten Cianjur Jawa Barat menggunakan moda transprtasi kereta
api (KA) Pangrango, yang berangkat dari stasiun Bogor sejak pagi hari
Selasa (25/2/2014) menuju ke Sukabumi (lihat video dibawah halaman).
Di sepanjang stasiun yang dilintasi,
warga antusias menunggu untuk melihat langsung kepala negara. Hingga
memasuki stasiun Kota Sukabumi, rombongan Presiden bersama sejumlah
pejabat negara SBY turun di Stasiun Lampegan.
Lalu melanjutkan perjalanan menuju
Campaka Cianjur dan tiba di situs purba Gunung Padang, Desa Karyamukti,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (25/2/2014) siang.
Sesampainya di Gunung Padang sekitar
pukul 12.25 Wib, presiden dan istri dari dalam mobil menyapa warga yang
berjubel di halaman parkir Gunung Padang.
“Asalamualaikum,” kata SBY maupun Ani Yudhoyono sambil melambaikan tangan ke arah kerumuan warga.
SBY, yang berkemeja dan bercelana hitam
ditambah rompi cokelat, langsung menyapa warga. SBY pun duduk di kantor
pusat informasi Gunung Padang.
Ia mendengarkan pemaparan singkat tentang
Gunung Padang. Ia pun sempat pergi ke arah belakang menuju toilet
setelah mendengarkan paparan.
Itu ia lakukan untuk persiapan sebelum
naik ke puncak Gunung Padang. Sebelum menaiki sekitar 700 anak tangga
menuju situs Gunung Padang, tekanan darah Presiden dan Ibu Negara
beserta rombongan diukur lebih dulu oleh tim kesehatan.
Situs berada di ketinggian sekitar 900
meter di atas permukaan laut (mdpl). Untuk menuju ke puncak, terdapat
undak-undakan atau tangga dari batu.
Presiden kemudian memimpin peregangan
otot diikuti seluruh peserta rombongan, yang dilanjutkan dengan memimpin
doa. “Semoga niat baik kita diridhoi Allah,” kata Presiden SBY.
Kedatangan Presiden SBY disambut oleh
Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief,
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar
dan putra bungsu Presiden, Edhi Baskoro Yudhoyono.
Hadir dan didampingi pula oleh Kapolda
Jabar Irjen M Iriawan, dan Wakil Kepala Polda Jabar Brigjen Rycko Amelza
Dahniel, Kadispenal Laksma Untung Suropati, Wadansekoal Laksma Y Achmad
H dan Danseskoal Laksda DA Mamahit, Menteri Koperasi dan UKM Syarief
Hasan, Menko Kesra Agung Laksono.
SBY Siapkan Keppres Penelitian Situs Gunung Padang
SBY memilih anak tangga di sebelah kanan
pintu utama Gunung Padang. Lantas ia pun langsung naik ke situs itu.
Sesekali ia berhenti untuk mendengarkan penjelasan dari TTRM. Namun tak
ada kesan ia terlihat lelah menyusuri anak tangga.
Ada dua jalur untuk mencapai puncak
Gunung Padang. Jalur pertama (awal) hanya terdapat sekitar 380 anak
tangga. Meskipun sedikit, namun perjalanan lebih melelahkan karena lebih
curam. Masyarakat di sana menyebutkan tangga Inohong.
Setelah dilakukan pemugaran, dibuka jalur
alternatif dengan titian anak tangga berjumlah 720 buah. Meskipun lebih
banyak namun medan yang ditempuh lebih landai.
Rasa lelah setelah meniti hampir 720 buah
anak tangga seakan hilang, setelah melihat tumpukan batu punden
berundak di puncak Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti
Kecamatan Campaka.
SBY pun terus melanjutkan perjalanannya
hingga sampai di teras pertama situs Gunung Padang untuk mendengarkan
paparan lagi. SBY sangat mendukung penelitian terhadap Gunung Padang. Ia
pun ingin penelitian tetap dilanjutkan. Menurutnya, penelitian dan
pemugaran situs itu harus dituntaskan.
SBY menegaskan tentang pentingnya sebuah kebijakan untuk menuntaskan penelitian Gunung Padang secara tuntas.
SBY memberi instruksi soal
pengorganisasian, penetapan area penelitian dan pemugaran, pembagian
tugas dan tanggung jawab, anggaran dan logistik yang diperlukan,
proteksi atau pengamanan ketika penelitian atau pemugaran dilaksanakan.
“Ini menjadi suatu operasi tersendiri,
dan ini harus kita tuangkan nanti dalam keputusan dan peraturan Presiden
yang tentu juga memberikan peran, wewenang, dan tanggung jawab kepada
Pemerintah Daerah Jawa Barat untuk juga berkontribusi sehingga
penelitian akan dilaksanakan secara paripurna,” kata SBY seperti
dilansir situs setkab.go.id dan presidenri.go.id.
Presiden SBY akan mengeluarkan keputusan
presiden (keppres) guna menuntaskan penelitian situs megalitikum Gunung
Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa
Barat.
“Negara memiliki kewajiban untuk menuntaskan penelitian yang kemudian dilanjutkan dengan pemugaran,” kata Presiden SBY.
Untuk itu, Presiden SBY akan mengeluarkan
keppres dan peraturan presiden (perpres) guna memperjelas organisasi
pemugaran situs megalitik yang ditaksir berusia 7.000-10.000 tahun itu.
Keppres dan Perpres tersebut juga
mengatur penetapan area penelitian, pembagian tugas, dan tanggung jawab
anggaran, serta logistik yang diperlukan.
“Ini harus kita tuangkan dalam Keputusan
dan Peraturan Presiden yang tentu juga memberikan peran, wewenang, dan
tanggung jawab kepada Pemda Jabar untuk juga berkontribusi sehingga
penelitian akan dilaksanakan secara paripurna,” ujar SBY.
Kerja keras Tim Terpadu Riset Mandiri
(TPRM) Situs Megalitikum Gunung Padang dalam tiga tahun terakhir sangat
intensif meneliti situs tersebut guna mengungkap sejarah peradaban
leluhur bangsa Indonesia melalui situs peninggalan yang mereka sebut
luar biasa (extraordinary) itu.
“Saya berikan apresiasi setingi-tingginya
kepada peneliti yang tidak kenal lelah, banyak yang tidak percaya, yang
mengganggu tapi semua semangat, ini awal yang baik meski belum rampung
dan mudah-mudahan bisa kita tuntaskan,” puji Presiden Yudhoyono.
Any Yudhoyono kagumi “Batu Gamelan”
Ibu negara Ani Yudhoyono penasaran ketika
salah seorang peneliti yang tergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri
(TTRM) Gunung Padang menunjukkan sebuah batu yang bisa mengeluarkan
nada. Layaknya seorang nayaga, Ani pun duduk dengan melipatkan kedua kakinya ke arah kiri di hadapan batu tersebut.
Seperti memegang alat musik kecapi,
tangan kiri Ani seolah-olah memegang grip dan tangan kanannya memukul
batu itu biar mengeluarkan suara. “Ternyata orang-orang zaman dulu itu
hebat juga ya?” ujar Ani.
Rasa penasaran pun diperlihatkan Edhie
Ibas Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Malahan dia sengaja menyerahkan
telepon selulernya kepada ajudannya untuk difoto di atas batu tersebut.
Situs Gunung Padang sendiri terdiri atas
lima teras (tingkatan). Di tiap teras memiliki filosofi tersendiri.
Kehadiran SBY ke Gunung Padang menjadi tontonan tersendiri bagi warga
Cianjur. Tak sedikit warga yang sengaja datang ke Gunung Padang untuk
melihat langsung presiden bersama istri.
Berharap dapat seperti Borobudur
Presiden berharap hasil penelitian
terhadap situs Gunung Padang itu akan melengkapi sejarah Indonesia,
bahkan sejarah dunia. Menurut Presiden, penggalian situs Gunung Padang
akan menjadi ikon sejarah warisan dan wisata, sekaligus menghormati
leluhur.
Menurut Tim TPRM, luas kompleks bangunan
Situs Gunung Padang berkisar 900 m2 dan berada di areal seluas 3 hektar.
Hal ini menjadikan situs Gunung Padang merupakan situs punden berundak
terbesar di Asia Tenggara.
Saat menaiki ratusan anak tangga,
Presiden Yudhoyono beserta rombongan menuju teras pertama dari situs
Gunung Padang yang dipercaya sebagai singgasana Prabu Siliwangi.
Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono
menjelaskan pentingnya penuntasan penelitian Gunung Padang. Sehingga
menjadi situs yang lengkap layaknya Borobudur.
“Ini kerja besar butuh perencaanan bagus, time frame dan anggaran yang bagus. Butuh kepemimpinan dan kebijakan tepat. Kita harapkan tidak lama bisa kita tuntaskan,” ujar SBY.
Juga akan dilakukan penataan ulang di
Situs Gunung Padang. Penataan ulang ini juga untuk menjadikan situs
menjadi daerah wisata seperti Borobudur.
“Saya ingin situs ini bisa seperti Candi
Borobudur. Kami akan berupaya Gunung Padang ditetapkan sebagai cagar
budaya nasional,” katanya.
SBY pun ingin penelitian terhadap Gunung
Padang dilakukan peneliti dari dalam negeri. Anggaran pun akan disiapkan
untuk mendukung penelitian situs itu.
SBY diberi penjelasan oleh staf khusus presiden
Andi Arief, staf khusus presiden bidang
bantuan sosial bencana, yang memfasilitasi Tim Terpadu Penelitian
Mandiri Gunung Padang menjelaskan di dalam situs tersebut terdapat
piramid yang umurnya lebih tua dibanding Piramid Mesir sekitar lebih
dari 10 ribu tahun sebelum masehi.
Tentu saja pernyataan Andi Arief ini
menuai kontroversi di kalangan para ilmuwan dan tim terpadu masih terus
melakukan penelitian terkait hal itu.
Tim peneliti menemukan struktur bangunan
batu buatan manusia di bawah situs purba Gunung Padang. Terdapat susunan
batu kolom andesit dengan posisi mendekati horizontal memanjang
barat-timur.
“Dari posisi horisontal batu-batu kolom andesit dan arah lapisannya, dapat disimpulkan dengan pasti bahwa batu-batu kolom atau “columnar joints” ini bukan dalam kondisi alamiah,” kata Danny H. Natawidjaja, Koordinator Tim Peneliti Mandiri Terpadu Gunung Padang.
Temuan ini diperkuat oleh DR. Ali Akbar,
tim arkeologi dari Universitas Indonesia yang mengkonfirmasi hipotesa
tim bahwa di bawah tanah Gunung Padang terdapat struktur bangunan buatan
manusia.
Struktur bangunan buatan manusia tersebut
sama seperti struktur teras batu yang sudah tersingkap dan dijadikan
situs budaya di atas bukit.
Dalam penelitian tersebut tim juga
menemukan material pengisi di antara batu-batu kolom, bahkan diantaranya
ada batu kolom yang sudah pecah berkeping-keping, tetapi ditata dan
disatukan lagi oleh material pengisi sebagai semen purba.
Sementara, DR. Andang Bachtiar, ahli
geologi tim dan juga pembina pusat Ikatan Ahli Geologi Indonesia pusat,
menemukan fakta bahwa material semen ini mempunyai komposisi utama 45%
mineral besi dan 41% mineral silika. Sisanya adalah 14% mineral lempung
dan juga terdapat unsur karbon.
“Ini
adalah komposisi yang bagus untuk semen perekat yang sangat kuat,
barangkali menggabungkan antara konsep membuat resin atau perekat modern
dari bahan baku utama silika dan penggunaan konsentrasi unsur besi yang
menjadi penguat bata merah,” jelas Danny H. Natawidjaja.
Adanya kandungan silika yang tinggi ini
mengindikasikan bahwa semen ini bukan hasil pelapukan dari batuan kolom
andesit disekelilingnya yang miskin silika.
Kemudian, kadar besi di alam, bahkan di
batuan yang ada di pertambangan mineral bijih sekalipun umumnya tidak
lebih dari 5% kandungan besinya, sehingga kadar besi “semen Gunung
Padang” ini berlipat kali lebih tinggi dari kondisi alamiah.
Ini menunjukkan material yang ada
diantara batu-batu kolom andesit ini adalah adonan semen buatan manusia.
Dengan adanya temuan ini, Andang memperkirakan teknologi masa itu sudah
mengenal metalurgi.
Satu teknik yang umum untuk mendapatkan
konsentrasi tinggi besi adalah dengan melakukan proses pembakaran dari
hancuran bebatuan dengan suhu sangat tinggi.
Sementara fungsi Situs Gunung Padang diyakini sebagai tempat pemujaan baru sekitar 2000 tahun sebelum masehi.
“Termasuk ruang di bawah situs ini. Itu
masih dalam interpretasi geofisika dan geologi dari pemindaian georadar,
tomografi. Itu juga masih data geologi dan geofisika sehingga harus
dibuktikan bahwa ruang itu ada,” ujar Danny.
Mengenai besarnya perhatian peneliti
mancanegara terhadap situs purba Gunung Purna, Presiden SBY mengakui
karena hal ini adalah luar biasa untuk mereka. Untuk itu, Presiden SBY
mengingatkan perlunya kita memiliki terlebih dahulu rencana, kebijakan,
dan konsep, yang tertuang dalam blue print, road map, dan rencana aksi.
“The sooner the better. Sudah
lama ini diketahui publik, mereka ini melihat hasil akhir dari
penelitian dan Insya Allah pemugaran nanti. Oleh karena itu, saya ingin
jangan business as usual, harus ada percepatan-percepatan tentu tidak
menghilangkan kehati-hatian,” tuturnya.
Terhadap prakarsa, niat baik, dan kerja
keras yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri (TPRM) Situs Megalith
Gunung Padang selama ini, SBY atas nama negara, pemerintah, dan pribadi
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.
Yang dilakukan tim tersebut semata ingin
menemukan kebenaran sejarah. Menurut Presiden, penggalian situs Gunung
Padang akan menjadi ikon sejarah warisan dan wisata, sekaligus
menghormati leluhur.
“Kita tentu memohon perlindungan dan
bimbingan Allah SWT. Kita lakukan kerja keras dan ikhtiar agar niat baik
kita ini berhasil dengan baik,” Presiden SBY menambahkan.
Situs Perlu Segera Dipagari
Untuk mencegah terjadinya kerusakan batu
megalit di kawasan Situs Gunung Padang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Cianjur mengharapkan segera dilakukan pemagaran di sekitar
wilayah situs. Selain itu, petugas juga akan membangun pembatas pada
zona-zona inti supaya pengunjung tidak bisa masuk sembarangan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Cianjur mengaku khawatir ada pengunjung yang iseng
mencorat-coret dan merusak batu megalit. Pemagaran di sekitar situs
sebenarnya sudah ada rencana, tapi saat ini belum bisa dilakukan.
Pemagaran masih terkendala pembebasaan
lahan di Gunung Padang karena masih menunggu keputusan pihak yang akan
mengelolaan situs tersebut antara pemerintah pusat, Provinsi Jawa Barat,
atau Kabupaten Cianjur.
Saat ini pembatasan pada zona inti atau teras-teras situs baru sebatas menggunakan tali biasa.
“Kami menginginkan pembebasan lahan segera dilakukan guna melakukan penataan di Situs Gunung Padang.
Penataan ulang ini juga untuk menjadikan
situs menjadi daerah wisata nantinya,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Cianjur.
Saat ini, penataan yang dilakukan pihak
Pemerintah Provinsi Jawa Barat baru sebatas membangun menara pemantau,
jalan atau tangga menuju situs, musala, dan toilet.
Tinggal melakukan pembebasan lahan di
sekitar Situs Gunung Padang. Setelah melakukan pembebasan lahan,
beberapa rumah warga dan pedagang yang dekat dengan kawasan situs akan
direlokasi, lalu dilakukan pemagaran.
“Dalam penataan ini, rencananya pedagang
dipindah ke dekat lapangan parkir (bawah) dan pengunjung tidak boleh
memakai kendaraan ke dalam atau parkir dekat pintu masuk situs,”
tandasnya.
(kabarsukabumi.com/ jabarprov.go.id/ nefosnews.com/ tempo.co/ wartaekonomi.co.id/ tribunnews.com/ presidenri.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar