“Siapa bilang Ali yang terhebat? Saya yang terhebat. Saya yang merobohkan dia? Artinya saya yang lebih hebat,” kata Holmes saat ditemui koresponden Tempo pada pertengahan Januari lalu.
Holmes, 62 tahun, merasa lebih hebat. Ia setuju karib sekaligus lawannya itu disebut salah seorang petinju hebat. “Dia memang petarung hebat di atas ring tinju. Cuma dia tidak pernah mengalahkan saya,” ujarnya.
Setelah menggantungkan sarung tinju, Holmes menjadi pengusaha hiburan dan restoran. Ia mengaku terakhir kali bertemu Ali pada November tahun lalu ketika pemakaman mantan petinju Joe Frazier. “Kami saling sapa, bersalaman, dan berpelukan,” kata Holmes yang berteman dengan Ali sejak 1971.
Holmes menyayangkan kondisi Ali yang sulit bicara akibat penyakit gangguan saraf, Parkinson. Menurut dia, seharusnya Ali tak berkarier terlalu lama. “Lihatlah dia kena Parkinson. Petinju harus memikirkan masa depan,” kata mantan teman latih tanding Ali itu.
Bagi Holmes, Ali adalah teman sekaligus lawan. Keduanya sering pergi bersama-sama termasuk ke sejumlah negara di belahan dunia selama lima tahun. Meski bersahabat, keduanya adalah rival di atas ring tinju. “Ali selalu jadi lawan baik di atas ring sekaligus kawan setelah berlaga,” ujarnya. Holmes boleh saja membanggakan dirinya sebagai penakluk Ali.
RINA WIDIASTUTI |REZA M| VICTORIA SIDJABAT (LOUISVILLE)
http://article.wn.com/view/2012/02/05/Larry_Holmes_Muhammad_Ali_Bukan_Petinju_Terhebat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar